Friday, 29 November 2013

Benarkah Yesus Sang Juru Selamat ?



Smart Teen (47): Yesus Sang Juru Selamat ?
Benarkah Yesus Sang Juru Selamat ?
(membedah keimanan umat Kristiani)
“Alkitab ini bisa kita jadikan senjata untuk berdakwah dengan orang-orang Kristen” kata Pak Insan LS Mokogenta, seorang muallaf peraih Muallaf Award 2006-2007 / 2011-2012, ketika beliau mengisi kajian Kristologi.
Untuk berdakwa dengan orang Kristen cukup kita menggunakan Alkitab sebagai dalil atau argumentasi. Karena apabila kita menggunakan Al-Qur’an atau hadits pasti mereka menolaknya. Meskipun ribuan ayat Al-Qur’an kita sampaikan tidak akan mereka mempercayainya. Akan mereka tolak mentah-mentah. Seperti halnya kita apabila dibacakan ayat-ayat dari Alkitab, pasti kita juga tidak akan mempercayainya. Nah, maka cara yang paling jitu adalah menggunakan Alkitab yang mereka yakini dan imani kebenarannya sebagai argumentasi kita. Seolah nanti, Alkitab yang mereka yakini kebenarannya itu akan menjadi bumerang yang akan menggoyakan keimanan mereka apabila kita mampu memainkannya dengan baik dan benar.
Di samping saya sekarang sudah ada Alkitab. Kali ini kita akan sedikit mengkaji tentang apa yang sering didengung-dengungkan oleh orang-orang Kristen dan juga menjadi keimanan mereka yang tak bisa ditawar, yakni keyakinan mereka bahwa Yusus Juru Selamat umat manusia. Orang-orang Kristen sangat menyakini bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah dalam rangka menebus dosa. Dari sini muncul pertanyaan, benarkah Yesus sebagai penebus dosa atau jurus selamat? Selanjutnya mari kita telusuri dan kita kaji apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut Alkitab, awal-mula dosa adalah akibat Adam memakan buah terlarang dalam surga. Karena nabi Adam melanggar, memakan buah terlarang itu, maka sebagai ganjaran dari dosanya adalah maut, kematian. Paulus, yang saat itu masih tersusupi pemahaman paganisme (penyembah berhala) mempunyai ‘logika bodoh’, menurutnya “kalau darah hewan saja bisa menghapus dosa manusia apalagi darah atau nyawa seorang Yesus yang sempurna dan tak bercacat”. Logika ini sebagaimana yang ia sampaikan melalui suratnya pada jemaat di Ibrani:
“Dan Ia (Yesus) telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengn itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriya, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai peresembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” (Ibrani 9: 12-14)
Ajaran penebusan dosa dengan menyembelih hewan ini juga dilakukan oleh Harun dalam kitab Taurat Musa, sebagaimana yang dijelaskan dalam Imamat pasal 16 ayat 11:
“Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya; ia harus menyembeli lembu jantan itu.” (Imamat 16:11)
Masih menurut logika bodoh Paulus, bahwa akibat dosa Adam memakan buah terlarang membuat seluruh manusia di muka bumi ini ikut menanggungnya, seperti surat yang ditulisnya kepada jemaat di Roma:
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12)
Lebih menarik, menurut penulis Injil Yohanes, karena semua manusia tak terlepas dari dosa maka perlu diadakan pendamaian dengan Tuhan. Agar dosa manusia bisa terampuni, maka Tuhan mengutus anaknya yang tunggal, Yesus, sebagai korban penebusan dosa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Setelah kita memperhatikan pemaparan logika bodoh Paulus berserta sura-suratnya yang dikirimkan pada jemaatnya, mungkin kita bertanya-tanya, “Kok Tuhan selemah itu sih, untuk menebus dosa manusia saja Dia repot-repot mengorbankan anak-Nya, Yesus untuk disalib? Mana kemahakuasaaan Tuhan?” seolah Allah tak mampu untuk menghapus dosa manusia, sehingga tak ada jalan lain selain mengorbankan anak-Nya untuk dibunuh di kayu salib. Bukankah ini pelecehan? Tuhan kok berkorban untuk manusia, bukannya manusia yang berkorban untuk Tuhan?
Begitulah ajaran penebusan dosa menurut Paulus dan penulis injil lainnya. Lalu bagaimana menurut Yesus sendiri, apakah Yesus mengajarkan tentang penebusan dosa ini? Mari kita simak beberapa perkataan dan statement  dari Yesus berikut ini:
“Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati kerena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)
Menurut ayat ini, setiap orang dihukum karena dosanya sendiri. Dengan kata lain, dosa ditanggung sendiri-sendiri tidak ditimpakan pada orang lain yang tak berdosa atau melakukan dosa. Seperti yang tertulis dalam Yehezkiel, ayat ini juga semakna:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang yang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.” (Yehezkiel 18:20)
Di sini jelas, bahwa dosa akan ditanggung masing-masing. Dan mendapat balasan sesuai dengan amal yang dilakukannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Wahyu 2:23
“Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 2:23)
Dan yang melakukan kejahatan, ia akan mendapatkan balasan dari kejahatan yang ia lakukan.
“.. tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yohanes 5: 29)
Ayat ini jelas, bahwa Yesus tak pernah mengajarkan ajaran penebusan dosa. Dan tak pernah mengatakan bahwa dialah yang menanggung semua dosa manusia. Justru Yesus mengatakan dengan sangat gamblang:
“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikatnya; pada waktu itu Ia (Yesus) akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Matius 16 : 27)
Kesimpulan:
Berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas, sangat terang dan gamblang bahwa Yesus tak pernah mengajarkan penebusan dosa, bahkan dosa ditanggung masing-masing. Ajaran penebusan dosa sendiri datang dari Paulus dan penulis injil lainnya bukan dari Yesus!
Ajaran Yesus dalam Alkitab mirip dengan ajaran agama kita: Islam. Bahwa setiap orang akan menanggung dosanya masing-masing. Yang mengatakan ini bukan kitab sucinya orang Islam dan juga bukan Firman Allah, tapi yang mengatakan ini adalah Alkitab mereka sendiri dan Yesus, Tuhan yang mereka sembah. Ternyata Tuhannya orang Kristen, Yesus tak mengajarkan ajaran penebusan dosa, dan dia (Yesus) juga mengaku dengan jujur dan polos bahwa dosa ditanggung masing-masing orang!
Seperti yang ada dalam ajaran Islam, bahwa setiap dosa akan dintanggung masing-masing, tak bisa ditimpakan pada orang lain.
“Bahwasannya tidaklah seseorang yang berdosa akan menanggung dosa orang lain. Dan bagi manusia hanyalah apa yang diusahakannya.” (Q.S. An-Najm : 38 – 39)
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil orang untuk memikul dosa itu, tidaklah akan dipikulkan walau sedikitpun, meskipun yang dipanggilnya itu termasuk kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan itu hanyalah orang-orang yang takut kepada Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat. Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan untuk dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kamu kembali.” (Q.S. Al-Faathir : 18)
Ada yang perlu ditegaskan, dalam hal ini bukan berarti ajaran Islam sama dengan Kristen, sesuatu yang mirip belum tentu sama. Ajaran Islam datang untuk menyempurnakan ajaran para rasul sebelum nabi Muhammad. Dan meluruskan segala penyimpangan yang terjadi, termasuk di dalam Injil. Hanya saja, bisa jadi ajaran yang sama dengan Islam itu ajaran Injil sebenarnya sebelum dirubah oleh tangan-tangan jahil manusia. Seandainya orang-orang Kristen mau mengamalkan apa yang dikatakan oleh Yesus, seperti ayat-ayat tadi, penulis yakin perbedaan Islam dan Kristen sangat tipis. Tapi sayangnya, orang-orang Kristen lebih memilih untuk mengamalkan ajaran Paulus dan penulis injil lainnya. Anehnya, yang mengamalkan perintah Yesus justru orang-orang Islam (seperti penebusan dosa di atas salah satunya).

Friday, 15 November 2013

Migrasi ThunderBird Ke Outlook Express



  1. Dari utama Thunderbird jendela klik Alat dan kemudian Impor ...
  2. Klik pada Buku Alamat tombol radio, kemudian klik Berikutnya
  3. Klik pada Outlook dan kemudian klik Berikutnya
  4. Jika Anda mendapatkan pesan kesalahan, Anda akan perlu untuk memulai Outlook dan klik Yes ketika meminta jika Anda ingin mengaturnya sebagai default mail client. Kembali langkah 3 dan coba lagi.




  5. 5. Jika semuanya berjalan lancar, ia akan memberitahu Anda bahwa itu adalah mampu mengimpor kontak berhasil.Klik Finish untuk kembali ke jendela utama Thunderbird.
  6. Klik Address Book untuk melihat informasi kontak impor.
  7. Sekarang ada daftar baru yang disebut Kontak dan dalam daftar ini ada kontak Outlook Anda dan daftar distribusi.Tutup jendela ini untuk kembali ke utama Thunderbird jendela.

    8. Untuk mengimpor email, klik Alat dan Impor ...
  8. Klik pada Mail tombol radio dan kemudian klik Berikutnya
  9. Klik pada Outlook dan kemudian klik Berikutnya
  10. Ini akan menampilkan ringkasan semua pesan yang diimpor. Klik Finish untuk kembali ke utama Thunderbirdjendela.
  11. Dalam daftar folder pada sisi kiri sekarang ada Outlook Mail folder. Dalam folder ini Anda akan menemukan pesan yang diimpor.

Monday, 11 November 2013

Modul VB – Latihan Membuat MDI Form dan Menu


Modul VB – Latihan Membuat MDI Form dan Menu
Buat MDI Form dengan Struktur Sebagai berikut :
File
  • About Me         Ctrl+A
  • Exit                  Ctrl +E
Sequence
  • Phitagoras
  • Squere
Condition
  • Ticketing
  • 7 Miracle of Word
Tampilah form:
MDI Form dan Menu bar
Modul VB - Latihan MDI Form dan Menu bar

Jawaban
  • Tambahkan MDI Form:
  • Project| Add MDI Form
  • Klik Open
  • Buat Menu : Tools | Menu Editor
  • Buat Struktur Menu
Caption
Name
Shortcut
&File
mnFile
…About Me
mnAboutMe
Ctrl+A
…Exit
mnExit
Ctrl+E
&Sequence
mnSequence
…Phitagoras
mnPhitagoras
…Squere
mnSquere
&Condition
mnCondition
…Tiketing
mnTiketing
…7 Miracle
mnMiracle
Control Array
mnControlArray
  • Atur Property MDI Form
    • Caption                   : Kisi-kisi Soal Ujian
    • WindowState          : Maximize
• Pengkodean
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Private Sub mnAboutme_Click()
Form1.Show
End Sub

Private Sub mnControlArray_Click()
Form6.Show
End Sub

Private Sub mnExit_Click()
End
End Sub

Private Sub mnMiracle_Click()
Form5.Show
End Sub

Private Sub mnPhitagoras_Click()
Form2.Show
End Sub

Private Sub mnSquere_Click()
Form3.Show
End Sub

Private Sub mnTiketing_Click()
Form4.Show
End Sub
  • Tambahkan 5 Form Baru
  • Menu: Project | Add Form
  • Klik Open
  • Atur property MDIChild bernilai True untuk semua form anak
  • Atur property BorderStyle bernilai FixedDialog untuk semua form agar ukurannya tidak berubah
  • Atur MDI Form agar tampil Pertama kali
  • Project|Project1 Properties
  • Pada Bagian Start Up Object pilih MDIForm
  • Klik Ok

Saturday, 9 November 2013

Inilah Sebabnya Nabi Melarang ‘Kencing Berdiri’


Saya termasuk yang gak ngeh atau merasa tak penting nurutin kencing harus jongkok segala. Saya hanya terpikir: “Ntar deh bakalan dicari kenapa Rasullullah melarang kencing sambil berdiri.” Tapi Allah sangat Penyayang terhadap hamba-Nya, tiba-tiba seorang teman nge-share link artikel untuk dibaca, yaitu perihal kencing berdiri. Langsung tersentak saya!
Setelah baca artikel ini saya langsung memutuskan untuk akan seterusnya kencing secara jongkok.
Baiklah, akan saya copy paste-kan artikel yang menjabarkan tentang kenapa kita tidak boleh kencing sambil berdiri.
Kencing atau bahasa halusnya buang air seni sudah bukan suatu hal yang asing lagi bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam melakukan aktivitas ini pun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai aturan.
  • Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ”anha, dimana beliau berkata, “Siapa yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri.”
  • Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Al-Qur’an.
Secara medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu dan merupakan salah satu penyebab penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.
Kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan mendirikan shalat, ketika akan ruku’ atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpancar ketika kencing sambil berdiri. Jika hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakannya tidak sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat sahnya shalat adalah suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
Umumnya kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air. Mungkin karena pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa) untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan kesehatan. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga kita sering mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, untuk menunjukkan buruknya kencing berdiri, karena memang mengandung efek negatif.
Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah membuat lemah batin, karena sisa-sisa air dalam pundi-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur. Berbeda dengan buang air dengan posisi jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air kencing untuk mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.
Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Itu berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpancar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.
Jika Anda biasa meneliti sisa air kencing yang tak dibersihkan dalam kamar mandi, Anda bayangkan betapa keras kerak-keraknya. Bagaimana jika itu ada di kantong kemaluan Anda? Hal ini juga merupakan salah satu yang menyebabkan penyakit lemah syahwat pada pria selain dari penyebab kencing batu.
  • Sesungguhnya banyak siksa kubur disebabkan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: ‘Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya.’ Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: ‘Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering’,” (Shahih Muslim No.439).
Demikian hikmahnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing berdiri. Dan bagi Muslim yang kadang setelah keluar dari WC dan mau shalat, ketika ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluan, itu adalah sisa air kencing yang tidak habis terpancar akibat dari kencing berdiri yang tidak tuntas keluar. Hal ini menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis, baik hadats kecil maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sering mengingatkan dalam sabdanya, “Hati-hatilah dalam masalah kencing karena kebanyakan siksa kubur disebabkan tidak berhati-hati dalam kencing”.
Maka ada baiknya kita belajar adab-adab dan sunnah-sunnah di kamar mandi (WC) berikut agar kita banyak mendapatkan manfaat, baik di dunia (kesehatan) maupun di akhirat sebagimana telah diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  1. Buang air jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat). Agar kotoran bisa keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah syahwat.
  2. Menggunakan alas kaki. Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkna otak lemah, tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, agar kebersihan tetap terjaga.
  3. Masuk kamar mandi/WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Inilah sunnah yang diperintahkan oleh Nabi. Juga disunnahkan untuk membaca doa sebelum masuk kamar mandi (doa dibaca di luar kamar mandi) dan setelah keluar dari kamar mandi. Berbeda jika kita masuk masjid dan rumah. Masuk masjid atau rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.
  4. Beristinja’ dengan air dan dengan tangan kiri.
  5. Beristinja’ (bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan tissue atau lainnya kecuali jika tidak ditemukan air ketika di hutan, padang pasir, dan sebagainya. Boleh gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan air setelahnya. Syarat kebersihan dan kesucian dari najis menurut syariat adalah hilang warna, hilang bau, dan hilang rasa dari najis tersebut. Beristinja’ juga disunnahkan dengan tangan kiri. Inilah pembagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk urusan ‘belakang’ sedangkan untuk makan dan minum disunnahkan dengan tangan kanan, jangan dicampuradukkan, tangan yang untuk urusan belakang itu juga untuk makan. Dan Nabi melarang makan dan minum dengan tangan kiri.
  6. Jangan merancang/merencanakan sesuatu di WC. Nabi sangat melarang merencanakan atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC adalah markasnya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC: “Allahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaits” (Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki maupun perempuan).  Karena dikhawatirkan rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan syetan yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan doa keluar WC. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, masak sambil buang kotoran disertai mencari ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu yang baik, apalagi sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Disunnahkan juga untuk menyegerakan keluar WC apabila hajat sudah selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau Koran.
  7. Ketika buang air dilarang menghadap atau membelakangi kiblat. Jika lubang WC menghadap kiblat hendaknya ketika buang air badan agak diserongkan sedikit. 

Kencing berdiri, tak sesuai Sunnah Nabi
Jika sunnah diamalkan walaupun dalam kamar mandi, itu namanya kita menjalankan ibadah. Betapa sayangnya setiap hari kita ke kamar mandi, tapi tidak mendapatkan pahala ibadah dengan menghidupkan sunnah. Padahal salah satu maksud dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah (mengabdi) kepada Allah. (Khalid Abdullah)
//salam-online

Monday, 28 October 2013

SUMPAH PEMUDA


" Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu"[Al-Anfal : 46].
“Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia”,
Ir. Soekarno,
Rosulullah pernah bersabda “Perjuangan Aku didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik untuk mereka.”
Assalamumualikum sahabat, semoga di pagi yg cerah ini, membawa semangat menuju ke arah yg lebih baik..aamiin ..Sahabat, Masa muda adalah masa yang sangat penting & masa yang paling berharga. Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan, kebanggaan & kemuliaan. Di atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, mau dari kekuatan jasmaninya.
Sahabat hari ini kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda bermakna sebagai salah satu pemersatu yang ampuh dalam upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan Repuplik Indonesia tercinta ini, agar Indonesia tetap jaya..
Dalam proses perjalanannya bangsa ini tentu tidak terlepas dari perbedaan dan perpecahan, tapi tidak ada salahnya kalau kita mencari persamaan yang bisa kita untai besama menjadi kekuatan. Tanpa kebesamaan, kekuatan, persatuan dan persatuan rasanya sulit agar negeri ini kuat, tangguh, dan berdaya apalagi menghadapi percaturan global yang sering tidak menentu, sering kehilangan idealisme dan sering meruntuhkan sendi sendi bangsa dan akhirnya menjadikan negeri ini menjadi negeri yang tidak pernah bersyukur, tidak pernah bisa melihat betapa sebenarnya modal dasar dan sumber daya yang begitu besar tidak bisa dimaksimalkan sama sekali. Yang lebih memprihatinkan adalah justru negara lain yang telah mengacak acak dan memanfaatkan kelemahan kita yaitu negeri yang dulunya kokoh tapi kini rentan terhadap perpecahan dan disintegrasi bangsa.
Dalam Islam kita di tanamkan akan pentingnya persatuan, jangan berpecah belah,. Pererat silaturahmi. Sebab, perpecahan berarti merusak dan memecah kekuatan serta melahirkan kelemahan umat..All For one, One for All. BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH. Pesatuan dan kesatuan akan menjadi pondasi yang kokoh, akan menjadi kekuatan baru dengan bahu membahu dan saling menghargai apapun karya nyata yang tentunya untuk saling mengisi dan saling memperbaiki diri. Sahabat kita lihat berita di tv masih sering terjadi tawuran antar pelajar tidak hanya SMP, SMA, bahkan mahasiswa menimbulakn kerusakan, banyak yang luka bahkan ada yg meninggal, tentunya hal itu sangat memperhatikan, kita semua berharap agar hal tersebut tidak terjadi lagi. mari kita rubah dengan melakukan kegiatan-kegiatan kreatif yg berdampak postif baik itu tuk diri sendiri maupun orang lain, bangsa dan negara yg kita cintai ini..
Sahabat, Mari kita jadikan Semangat hari sumpah pemuda sebagai momentum untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kita bangun bangsa kita dengan karya-karya anak bangsa. . Semoga bangsa dan rakyat ini aman, tentram, adil sejahtera dan makmur , gemah ripah loh jinawi..dan selalu ada dalam Rahmat, Berkah, Ridho serta lindungan Allah SWT.aamiin..
TETAP SEMANGAT DAN CETAK PRESTASI, Dream pray and Action...

Kita adalah umat yang dihitung dengan waktu. Umat yang satu menit saja, akan dievaluasi. Umat yang melihat bahwa siang dan malam akan memangkas umurnya.
Wahai generasi muda, manakala kamu mengetahui betapa berharganya waktu..
Wahai generasi penerus kalimat laa ilahailallah Muhammadun Rasulullah.. Wahai anak cucu generasi yang meninggikan la ilahailallah Muhammadun Rasulullah.. Apabila kamu mengetahui betapa mahalberharganya waktu, maka kamu akan berkarya. Kamu akan belajar dan kamu akan menjadi luhur. Sehingga, kita akan menjadi orang yang unggul di antara segenap umat dan bangsa lain. Kita akan menempati posisi dan rangking pertama.
Wahai umat yang penuh cinta dan cita-cita..
Wahai umat pemilik risalah yang kekal..
Wahai generasi kejayaan yang dinanti.. Sesungguhnya kami sangat menunggu peranmu! Sehingga umat ini bisa bangkit dari kubangan ketergelinciran. Sehingga mereka tersadar dari kelalaiannya dan kembali menuju kejayaannya yang gemilang. Kami menunggu kretifitas para creator. Kami menunggu ilmu dan buku-buku dari para penulis, para ulama dan juru dakwah yang senantiasa mengajak kepada kebangkitan yang besar dan kemajuan yang diidamkan.
Wasiat kepada pemuda dari Dr. A’idh Al-Qarni, M.A. :

UEFA Champions League Semifinal 2012



        CHELSEA VS BARCELONA

bertemu untuk kedua kalinya setelah sebelumnya di semifinal tahun 2009 Barcelona berhasil melaju ke final dengan beberapa keputusan 'Kontroversial' yang merugikan chelsea. well, itu 2009 dan itu telah berlalu. kegagalan adalah awal dari keberhasilan. 2012. Barcelona datang ke stamford bridge dengan kepercayaan diri tinggi dengan status juara bertahan. tampil menyerang sejak menit awal Barcelona kesulitan untuk menembus barisan belakang chelsea yang di komandoi oleh John Terry. keasikan menyerang membuat Barcelona kecolongan, satu menit sebelum laga usai Frank James Lampard berhasil merebut bola dari Lionel Messi dan langsung memberikan umpan lambung kepada Ramires kemudian bola mendatar yang diberikan oleh Ramires mampu di konfrontir menjadi gol oleh Didier Drogba. Halftime Chelsea 1-0 Barcelona. babak kedua Barcelona tampil lebih ngotot. beberapa peluang emas masih mampu di patahkan oleh barisan belakang chelsea. Fulltime. Chelsea 1-0 Barcelona.

Di leg kedua. di Camp Nou Barcelona berambisi membalas kekalahan 1-0 atas Chelsea di leg pertama . tampil lebih agresif Barcelona bisa unggul lewat gol dari Sergio Busquest di menit ke 35. tak berselang lama John Terry dikeluarkan oleh wasit karena melanggar Alexis Sanchez. tampil dengan 10 pemain membuat Chelsea makin kesulitan, alhasil Chelsea kembali kebobolan dimenit ke 43 Barcelona 2-0 Chelsea (2-1 on agregat). Ramires membungkam publik Camp Nou berkat aksinya yang mengelabui Victor Valdes, Bola di chip dan lansgung masuk kegawang. Barcelona 2-1 Chelsea (2-2 on agregat) luar biasa. gol yang luar biasa. di saat tim tertinggal 2 gol dan bermain dengan 10 pemain Ramires mampu membangkitkan semangat tim. Babak pertama usai Barcelona 2-1 Chelsea. Babak kedua dimulai Barcelona langsung tancap gas, serangan demi serangan dilancarkan dan dimenit ke 48 Didier Drogba menjatuhkan Fabregas di kotak penalti. Penalti diambil oleh pemain terbaik dunia Lionel Messi. namun apa yang terjadi? ya Messi gagal mengeksekusi bola dengan baik. Barcelona tak ada henti hentinya menggempur barisan belakang Chelsea, keasikan menyerang membuat Chelsea dapat mencuri gol lewat serangan balik yang diseleseikan dengan baik oleh Fernando Torres di penghujung laga. Barcelona 2-2 Chelsea (2-3 on agregat).

Fulltime. Barcelona 2-2 Chelsea (2-3 on agregat). Luar biasa. luarbiasa atas segala perjuangan , usaha , semangat , kerja keras tim. jika orang orang menilai Chelsea lolos hanya karena faktor keberuntungan itu sangat tidak adil. ini hasil kerja keras , doa dan usaha bukan hanya keberuntungan ataupun keajaiban.

"it's not a miracle or lucky but it come from their effort" itu bukan keajaiban atau keberuntungan tapi ini berasal dari usaha mereka.

Tuesday, 15 October 2013

CARA MAKAN RASULULLAH SAW


 Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan.

Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya.

Ini pun adalah diet Rasullulah SAW kita juga. Ustadz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.

Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh : KOKTEL)

CARA MAKAN :

* Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi.

* Tidur 1 jam setelah makan tengah hari.

* Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.

Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya… cobalah….. Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek…. Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti.

* Dalam Al-Quran juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akanterjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.

* Al-Quran Juga mengajarkan kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain:

1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk.

2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).

3. Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca doa). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut.

4. Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah menjilat jari.

5. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan).

Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insya Allah Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya

” Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya ” (QS 99 : 7)

Tuesday, 8 October 2013

MANAQIB SULTHANUL AULIYA SAYYIDI SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI



Disadur dari Kitab Mawa’idz Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Karya Syaikh Shalih Ahmad Asy-Syami

Sewaktu kecil , ada malaikat yang selalu datang kepadaku setiap hari dalam rupa pemuda tampan. Ia menemaniku ketika aku berjalan menuju madrasah dan membuat teman-temanku selalu mengutamakan diriku seharian hingga aku pulang. Dalam sehari, aku peroleh lebih banyak daripada yang diperoleh teman-teman sebayaku selama satu minggu.

Aku tak tak pernah mengenali pemuda itu. Di saat yang lain, ketika aku bertanya kepadanya, ia menjawab: “Aku adalah malaikat yang diutus Allah. Dia mengutusku untuk melindungimu selama engkau belajar.”

Itulah sepenggal kisah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tentang pengalamannya pada masa kecil.

Kelahiran Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Beliau lahir pada tahun 470 H. (1077-1078 M) di al-Jil (disebut juga Jailan dan Kilan), kini termasuk wilayah Iran. Tahun kelahirannya ini didasarkan atas ucapannya kepada putranya bahwa ia berusia 18 tahun ketika tiba di Baghdad, bertepatan dengan wafatnya seorang ulama terkenal , at-Tamimi, pada tahun 488 H.

Tahun itu juga bertepatan dengan keputusan Imam Abu Hamid al-Ghazali untuk meninggalkan tugasnya mengajar di Universitas Nidzamiah, Baghdad. Sang imam ternyata lebih memilih uzlah.


Penentuan Awal Ramadhan Melalui Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani saat Balitanya

Ibunya, Ummul Khair Fatimah binti Syaikh Abdullah Sumi, adalah keturunan Rasulullah Saw. Beliau pernah menuturkan: “Anakku , Abdul Qadir , lahir di bulan Ramadhan. Pada siang hari bulan Ramadhan, bayiku itu tak pernah mau diberi makan.”

Dikisahkan pada suatu Ramadhan ketika Abdul Qadir masih bayi, orang-orang tak dapat melihat hilal karena tertutup awan. Akhirnya untuk menentukan awal puasa, mereka mendatangi rumah Ummul Khair dan menanyakan apakah bayinya sudah makan hari itu. Saat mengetahui bayi itu tak mau makan, mereka yakin bahwa Ramadhan telah tiba.

Dalam kesempatan lain Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita: “Setiap kali terlintas keinginan untuk bermain bersama teman-temanku, aku selalu mendengar bisikan: “Jangan bermain, tetapi datanglah kepadaku wahai hamba yang dirahmati.” Karena takut, aku berlari ke dalam pelukan ibu. Kini, meskipun aku beribadah dan berkhalwat dengan khusyuk, aku tak pernah bisa mendengar suara itu sejelas dulu.”

Tauladan Kejujuran Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Ketika ditanya mengenai apa yang menghantarkannya kepada maqam ruhani yang tinggi, beliau menjawab: “Kejujuran yang pernah kujanjikan kepada ibuku.” Kemudian Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menuturkan kisah berikut:

“Pada suatu pagi di hari raya Idul Adha, aku pergi ke ladang untuk membantu bertani. Ketika berjalan di belakang keledai, tiba-tiba hewan itu menoleh dan memandangku, lalu berkata: “Kau tercipta bukan untuk hal semacam ini.” Mendengar hewan itu berkata-kata, aku sangat ketakutan. Aku segera berlari pulang dan naik ke atap rumah. Ketika memandang ke depan, kulihat dengan jelas para jamaah haji sedang wukuf di Arafah.

Kudatangi ibuku dan memohon kepadanya: “Izinkanlah aku menempuh jalan kebenaran, biarkan aku pergi mencari ilmu bersama para bijak bestari dan orang-orang yang dekat dengan allah.”

Ketika ibuku menanyakan alasan keinginanku yang tiba-tiba, kuceritakan apa yang terjadi. Mendengar penuturanku, ia menangis dengan sedih. Namun, ia keluarkan delapan puluh keping emas, harta satu-satunya warisan ayahku. Ia sisihkan empat puluh keping untuk saudaraku. Empat puluh keping lainnya dijahitkannya di bagian lengan mantelku. Ia memberiku izin untuk pergi seraya berwasiat agar aku selalu bersikap jujur apapun yang terjadi.

Sebelum berpisah ibuku berkata: “Anakku, semoga Allah menjaga dan membimbingmu. Aku ikhlas melepas buah hatiku karena Allah. Aku sadar aku takkan bertemu lagi denganmu hingga hari kiamat.”

Aku ikut kafilah kecil menuju Baghdad. Baru saja meninggalkan kota Hamadan, sekelompok perampok, yang terdiri atas enam puluh orang berkuda, menghadang kami. Mereka merampas semua anggota kafilah. Salah seorang perampok mendekatiku dan bertanya: “Anak muda apa yang kau miliki?” Kukatakan bahwa aku punya empat puluh keping emas.

Ia bertanya lagi: “Di mana?” Kukatakan di bawah ketiakku.

Ia tertawa-tawa dan pergi meninggalkanku. Perampok lainnya menghampiriku dan menanyakan hal yang sama. Aku menjawab sejujurnya. Tetapi seperti kawannya, ia pun pergi sambil tertawa-tawa mengejek.

Kedua perampok itu mungkin melaporkanku kepada pimpinannya, karena tak lama kemudian pimpinan gerombolan itu memanggilku agar mendekati mereka yang sedang membagi-bagi hasil rampokan. Si pimpinan bertanya apakah aku memiliki harta. Kujawab bahwa aku punya empat puluh keping emas yang dijahitkan di bagian lengan mantelku.

Akhirnya ia menyobeknya dan ia temukan keping-keping emas itu. Keheranan, ia bertanya: “Mengapa engkau meberi tahu kami, padahal hartamu itu aman tersembunyi?”

Jawabku: “Aku harus berkata jujur karena telah berjanji kepada ibuku untuk selalu bersikap jujur.”

Mendengar jawabanku, pimpinan perampok itu tersungkur menangis. Ia berkata: “Aku ingat janjiku kepada Dia yang telah menciptakanku. Selama ini aku telah merampas harta orang dan membunuh. Betapa besar bencana yang akan menimpaku!?”

Anak buahnya yang menyaksikan kejadian itu berkata: “Kau memimpin kami dalam dosa. Kini, pimpinlah kami dalam taubat!”

Keenam puluh orang itu memegang tanganku dan bertaubat. Mereka adalah sekelompok pertama yang memegang tanganku dan mendapat ampunan atas dosa-dosa mereka.

Perjumpaan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dengan Nabi Khidhir di Baghdad

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berusia delapan belas tahun ketika tiba di Baghdad. Saat tiba di gerbang kota, Nabi Khidhir muncul dan melarangnya memasuki kota. Nabi Khidhir mengatakan bahwa Allah melarangnya memasuki kota itu selama enam tahun. Kemudian Nabi Khidhir membawanya ke sebuah bangunan tua dan berkata: “Tinggallah di sini dan jangan pergi meninggalkan tempat ini.”

Akhirnya beliau menetap di sana selama tiga tahun. Setiap tahun Nabi Khidhir datang dan memerintahkannya menetap di sana. Mengenai pengalamannya di tempat itu, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita:

“Selama menetap di padang pasir di luar Bagdhad, semua yang kulihat hanyalah keindahan dunia. Semuanya menggodaku. Namun, Allah melindungiku dari godaannya. Setan, yang muncul dalam berbagai paras dan rupa, terus mendatangiku, menggoda, mengusik, bahkan menyerangku. Allah selalu menjadikanku sebagai pemenang.

Hawa nafsuku pun datang setiap hari dengan paras dan rupa diriku sendiri memohon agar aku sudi menjadi sahabatnya. Ketika kutolak, ia menyerangku. Allah menjadikanku sebagai pemenang dalam peperangan tanpa henti itu. Aku berhasil menjadikannya sebagai tawananku selama bertahun-tahun dan memaksanya tinggal di bangunan tua di padang pasir itu.

Selama beberapa tahun aku hanya makan rerumputan dan akar-akaran yang dapat kutemukan. Selama itu pula aku tak pernah minum. Tahun berikutnya aku hanya minum tanpa makan apa-apa. Dan tahun berikutnya aku tak makan, tak minum, bahkan tak tidur. Aku tinggal di bangunan tua istana raja-raja Persia di Karkh.

Aku berjalan bertelanjang kaki di atas duri-duri padang pasir dan tak merasakan apa-apa. Aku terus berjalan. Setiap kali kulihat tebing, aku merasa mendakinya. Tak sedikitpun kuberikan kesempatan kepada hawa nafsuku untuk beristirahat atau merasa nyaman.

Pada akhir tahun ketujuh, pada suatu malam, aku mendengar satu suara menyeru: “Hai Abdul Qadir kini kau dapat memasuki Baghdad.”

Akhirnya kumasuki kota Baghdad dan tinggal beberapa hari. Namun, aku tak tahan menyaksikan kemaksiatan, kesesatan dan kelicikan yang merajalela di kota itu. Agar terhindar dari pengaruh buruknya, aku pergi meninggalkan Baghdad dengan hanya membawa al-Quran.

Namun, ketika tiba di gerbang kota itu untuk kembali menyendiri di padang sahara, kudengar satu suara berbisik: “Ke mana kau akan pergi? Kembalilah. Kau harus menolong masyarakat.”

“Kenapa harus kupedulikan orang-orang bobrok itu? Aku harus melindungi imanku!” Seruku lantang.

“Kembalilah, dan jangan khawatirkan imanmu.” Bisikan suara itu terdengar lagi. “Tak ada sesuatu pun yang akan membahayakan dirimu.” Aku tak dapat melihat siapa gerangan yang berbicara itu.

Kemudian sesuatu terjadi atas diriku. Entah apa yang mendorongku, tiba-tiba aku bertafakur. Seharian aku berdoa kepada Allah semoga Dia berkenan membuka tabir dariku sehingga mengetahui apa yang harus aku lakukan.

Awal Mula Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Belajar Tasawuf

Hari berikutnya, ketika aku mengembara di pinggiran kota Baghdad, di sekitar Mudzafariyah, seorang lelaki yang tak pernah kukenal sebelumnya, membuka pintu rumahnya dan memanggilku: “Hai Abdul Qadir.”

Ketika berada tepat di depan pintu rumahnya, ia berkata: “Katakan padaku apa yang kau minta kepada Allah. Apa yang kau doakan kemarin?”

Aku diam terpaku, tak dapat kutemukan jawabannya. Orang itu menatapku, lalu tiba-tiba membanting pintu dengan sangat keras sehingga debu-debu berterbangan dan mengotori nyaris seluruh tubuhku.

Aku pergi, sambil bertanya-tanya apa yang kupinta kepada Allah sehari sebelumnya. Aku berhasil mengingatnya, lalu kembali ke rumah itu untuk memberikan jawaban. Namun, rumah tadi tak dapat kutemukan, begitu pun orang itu. Rasa takut menyelubungiku. Pikirku, ia tentu orang yang dekat dengan Allah. Kelak , aku mengetahui bahwa orang itu adalah Syaikh Hammad ad-Dabbas, yang kemudian menjadi guruku.

Pada suatu malam yang dingin, di tengah guyuran hujan deras, tangan ghaib menuntun Syaikh Abdul Qadir al-Jailani ke padepokan tasawuf milik Syaikh Hammad bin Muslim ad-Dabbas. Pimpinan padepokan itu mengetahui kedatangan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani melalui ilham. Syaikh Hammad memerintah agar pintu padepokan ditutup dan lampu dipadamkan.

Setibanya di depan pintu padepokan, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dilanda kantuk yang hebat dan langsung tertidur lelap. Dalam tidurnya beliau berhadats besar sehingga beliau pergi untuk mandi dan berwudhu di sungai. Usai bersuci kembali beliau tertidur dan berhadats lagi, hingga tujuh kali dalam semalam. Tujuh kali beliau mandi dan berwudhu dengan air yang nyaris membekukan tubuh.

Keesokan paginya, pintu padepokan dibuka dan beliau pun masuk ke dalamnya. Syaikh Hammad bangkit untuk mengucapkan salam kepada beliau. Dengan penuh suka cita, Syaikh Hammad memeluk beliau dan berkata: “Anakku, abdul Qadir, hari ini keberuntungan milik kami. Esok, engkaulah pemiliknya. Jangan pernah tinggalkan jalan ini.”

Syaikh Hammad menjadi guru pertama beliau dalam bidang tasawuf. Melalui tangan Syaikh Hammad itulah beliau bersumpah dan memasuki jalan thariqah. Mengenai hal ini, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita:

“Aku belajar kepada banyak guru di Baghdad. Namun, setiap kali aku tak dapat memahami sesuatu atau ingin mengetahui suatu rahasia, Syaikh Hammad memberiku penjelasan. Kadangkal aku dimintanya mencari ilmu dari ulama lain, mengenai akidah, hadits, fiqih dan lain-lain. Setiap kali aku pulang ke padepokan, ia selalu bertanya: “Ke mana saja kau? Selama kepergianmu, kami mendapatkan begitu banyak makanan yang sangat lezat bagi tubuh, akal, serta jiwa dan tak sedikitpun yang kami sisakan untukmu.”

Di saat yang lain ia berkata: “Demi Allah, dari mana saja kau? Adakah orang lain di sini yang lebih tahu (alim) daripada engkau?”

Murid-muridnya mengusikku dengan mengatakan: “Kau adalah ahli fiqih, mahir menulis dan ahli ilmu. Mengapa kau tidak keluar saja dari sini!?”

Syaikh Hammad menegur dan menenangkan mereka: “Sungguh memalukan! Aku bersumpah, tak ada seorang pun diantara kalian yang lebih tinggi dari tumitnya. Jika kalian kira bahwa aku iri kepadanya (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani) dan kalian mendukungku, ketahuilah bahwa aku justru akan mengujinya dan mengantarkannya kepada kesempurnaan. Ketahuilah, di alam ruhani, kedudukannya seperti batu sebesar gunung.”

Kesengsaraan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani saat Belajar di Baghdad

Semasa belajar di Baghdad, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah mengalami masa penceklik. Semua orang merasa kesulitan, termasuk beliau. Mengenai hal ini, beliau menuturkan:

“Aku Cuma makan duri, kacang dan daun kubis yang ada di tepian sungai dan danau. Kesulitan lain tiba-tiba masih menyusul di Baghdad. Kesulitan itu yaitu melambungnya harga-harga. Ketika itu aku sampai tidak bisa makan apa-apa. Aku bahkan harus mencari sisa makanan yang bisa dimakan. Saking laparnya, aku lalu pergi ke danau. Aku berharap bisa menemui daun kubis, kacang atau apapun yang bisa dimakan.

Sayangnya, setiap kali aku pergi ke suatu tempat , pasti sudah ada orang yang sudah lebih dulu di sana. Ketika mendapati ada orang fakir yang ikut mencari makanan, aku langsung pergi. Aku malu. Aku kembali berjalan ke tengah kota.

Setiap menemukan satu biji-bijian, aku pasti keduluan. Aku terus mencari sampai aku tiba di suatu masjid yang ada di pasar Raihaniyin, Baghdad. Aku sudah terlalu lelah. Bahkan, untuk untuk memegang sesuatu saja aku sudah tidak mampu lagi. Aku lalu masuk ke dalam masjid . Aku duduk-duduk di sana.

Aku hampir mati saat itu. Untungnya ada seorang pemuda non Arab yang juga baru masuk ke masjid. Ia membawa kue lapis dan roti bakar. Ia duduk lalu makan roti yang dibawanya. Setiap kali pemuda itu hendak memasukkan makanan ke dalam mulut, mulutku seolah mengikuti gerak mulutnya seperti orang yang hendak memasukkan makanan. Itu aku lakukan karena terlalu lapar. Sebetulnya aku merasa aneh dengan apa yang aku lakukan. “Apa yang aku lakukan ini?” kataku dalam hati.

Sejurus kemudian, pemuda itu menengok ke arahku. Ia pun menawariku. Aku menolak. Dia lalu membagi makanannya untukku. Nafsukku terus menggoda, tetapi aku terus menolak. Ia pun membagi lagi. Akupun menerimanya. Aku lalu memakan makanan itu. Ia lalu menanyaiku: “Kamu dari mana? Namamu siapa?”

“Aku pelajar dari Jailan,” jawabku.

“Aku juga dari Jailan. Apakah kamu mengenal seorang pemuda dari Jailan yang bernama Abdul Qadir. Ia lebih dikenal dengan panggilan Abu Abdullah as-Sama’i az-Zahid,” kata pemuda itu

“Itu aku,” jawabku.

Mendengar jawabanku, pemuda itu kaget dan wajahnya langsung berubah. “Demi Allah, aku sudah sampai di Baghdad semenjak tiga hari yang lalu. Kemarin aku masih memiliki beberapa bekal. Aku sudah bertanya ke mana-mana tentang keberadaanmu, tetapi tidak ada yang membantuku. Akupun menghabiskan bekalku. Selama tiga hari, aku tidak menemukan apa yang bisa aku makankecuali yang kita makan ini. Padahal kematian sudah mengancamku. Aku pun memutuskan kue lapis dan roti bakar itu aku berikan padamu. Makanlah! Habiskan saja! Itu untukmu. Sekarang aku tamumu. Sebelumnya kamu memang tamuku.” Kata pemuda itu.

Aku bertanya padanya: “Apa itu?”

“Ibumu menitipkan delapan dinar untukmu, aku pakai sebagian untuk membeli roti ini karena terpaksa. Aku benar-benar minta maaf padamu.”

Mendengar itu, aku pun menenangkannya. Aku memuji pemuda itu. Aku pun menyerahkan sisa makanan dan sedikit emas. Dia pun menerimanya lalu pergi.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani baru sadar bahwa ibunya selalu mengirimi beliau sejumlah uang. Sebagiannya sampai kepada beliau, dan sebagian lagi tidak sampai. Baghdad teralu besar dan luas. Beliau tidak mungkin mengetahui hal serumit itu sebelumnya.

Baju Kesufian Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tampil sebagai contoh penting yang menunjukkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban suci setiap muslim dan muslimat, dari buain hingga liang lahat. Beliau mengungguli sufi terbesar pada zamannya. Beliau hafal al-Quran dan belajar tafsir kepada Syaikh Ali Abul Wafa al-Qail, Abul Khattab Mahfudz dan Abul Hasan Muhammad al-Qadhi.

Menurut sebagian sumber, beliau belajar kepada Qadhi Abu Sa’id al-Mubarak bin Ali al-Muharami, ulama besar pada zamannya di Baghdad. Meski Syaikh Abdul Qadir al-Jailani belajar tasawuf dari Syaikh Hammad ad-Dabbas dan memasuki jalan thariqah melaluinya, namun beliau juga dianugerahi jubah darwis, simbol jubah Nabi Saw. dari Qadhi Abu Sa’id melalui jalur Syaikh Abul Hasan Ali Muhammad al-Qurasyi dari Abul Faraj at-Tarsusi dari at-Tamimi dari Syaikh Abubakar asy-Syibli dari Abu Qasim dari Sari as-Saqati dari Ma’ruf al-Karkhi dari Dawud ath-Tha’I dari Habib al-A’dzami dari Hasan al-Bashri hingga sampai kepada Sayyidina Ali Bin abu Thalib Ra. Sayyidina Ali menerima jubah pengabdian dari Nabi Muhammad Saw. kekasih Allah semesta alam, yang menerimanya dari Jibril dan ia menerimanya dari Yang Maha Besar Allah Swt.

Suatu hari, seorang bertanya kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tentang apa yang diperolehnya dari Allah Swt. Beliau menjawab: “Ilmu dan akhlak mulia.”

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Disuwuk oleh Rasulullah Saw. dan Sayyidina Ali saat Kesulitan di Awal Mengajar

Qadhi Abu Sa’id al-Muharrami mengajar di madrasahnya di Bab al-Azj, Baghdad. Kemudian ia serahkan madrasah itu kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, yang telah menjadi pengajar di sana. Ketika itu, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berusia lima puluh tahun. Ucapan beliau sangat fasih dan dahsyat, mampu memengaruhi siapa saja yang mendengarnya. Murid-murid dan jamaahnya bertambah pesat. Dalam waktu yang sangat singkat, tak ada lagi tempat di madrasah itu untuk menampung mereka. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita tentang saat-saat pertama pengajarannya:

“Suatu pagi aku bertemu Rasulullah Saw. yang bertanya kepadaku: “Mengapa kau diam saja?”

Aku menjawab: “Aku orang Persia, bagaimana aku dapat berbahasa Arab dengan fasih di Baghdad?”

“Bukalah mulutmu,” ujar Rasulullah Saw.

Aku menuruti perintahnya. Kemudian Rasulullah Saw. meniup (meludahi) mulutku tujuh kali dan berkata: “Berdakwahlah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan kata-kata yang baik.”

Lalu aku shalat Dzuhur dan beranjak menemui orang-orang yang telah menantikan ceramahku. Saat melihat mereka, aku gugup. Lidahku menjadi kelu. Tiba-tiba aku melihat Imam Ali mendekatiku dan memintaku membuka mulut. Lalu ia meniupkan napasnya ke mulutku sebanyak enam kali. Aku bertanya: “Mengapa tidak tujuh kali seperti yang dilakukan Rasulullah?”

“Karena aku menghormati Rasulullah,” ujar Imam Ali, dan ia berlalu.

Seketika itu pula meluncur kata-kata yang sangat lancar dari mulutku: “Akal adalah penyelam, yang menyelami samudera hati untuk menemukan mutiara hikmah. Jika ia membawanya ke tepian wujudnya, ia akan memicu pengucapan kata. Dan dengan itu ia membeli mutiara ibadah dan pengabdian kepada Allah.”

Lalu kukatakan: “Pada suatu malam seperti malam-malam yang kualami, jika diantara kalian mampu menaklukkan birahinya, kematian akan menjadi sangat indah. Sehingga baginya, tak ada sesuatupun yang dapat menandingi keindahannya.”

Sejak saat itu dan seterusnya, baik ketika terjaga maupun terlelap, aku senantiasa menjalankan kewajibanku sebagai pengajar. Ada banyak ilmu keimananan dan agama dalam diriku. Ketika aku tak membicarakan atau melafalkannya, aku merasa ilmu-ilmu meluncur dengan sendirinya. Saat mulai mengajar. Hanya ada beberapa murid yang mendengarkanku. Namun tak lama kemudian, mereka bertambah hingga tujuh puluh ribu orang.

Perluasan Madrasah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Madrasah dan pondok beliau tak lagi mampu menampung para pengikut beliau. Dibutuhkan tempat yang lebih luas. Orang kaya dan miskin membantu mendirikan bangunan. Orang kaya membantu dengan harta dan orang miskin membantu dengan tenaganya. Bahkan kaum wanita di Baghdad pun membantu.

Seorang wanita muda yang bekerja secara suka rela memperkenalkan suaminya yang enggan bergotong-royong kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. “Ini suamiku. Aku telah menerima mahar darinya sebanyak dua puluh keping emas, separuhnya akan kuberikan kembali kepadanya dan separuh lagi akan kubayarkan jika ia ikut bekerja di sini.” Kata wanita itu.

Lalu keping emas itu ia serahkan kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, dan laki-laki itupun mulai bekerja. Ia pun terus bekerja meskipun jatah maharnya telah habis. Kendati demikian, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tetap membayarnya karena beliau tahu bahwa ia miskin.

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Menjadi Pemuka Agama yang Paling Mumpuni dan Disegani

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah ulama dan imam dalam ilmu-ilmu agama, kalam dan fiqih, serta tokoh terkemuka Madzhab Syafi’i dan Hanbali. Keberadaan beliau memberi manfaat yang sangat besar bagi semua orang. Doa dan kutukannya selalu dikabulkan. Beliau memiliki banyak keistimewaan. Beliau adalah manusia sempurna yang selalu mengingat Allah, bertafakur, merenung serta belajar dan mengajar.

Hati beliau lembut, perilaku beliau santun, dan paras beliau senantiasa tampak ceria. Beliau juga selalu bersimpati dan memelihara perilaku yang mulia. Di mata orang-orang, beliau tampil sebagai sosok yang berwibawa, dermawan dan gemar memberi bantuan berupa uang, nasehat, maupun ilmu. Beliau menyanyangi sesama, terutama kaum mukmin yang taat dan selalu beribadah kepada Allah.

Penampilan beliau selalu terjaga sehingga nampak tampan dan necis. Beliau tak suka berbicara berlebihan. Jika bicara, meski cepat, setiap kata maupun suku kata beliau terdengar jelas. Bicara beliau santun dan hanya yang diucapkan hanya kebenaran. Beliau sampaikan kebenaran dengan lantang dan tegas. Beliau tak peduli apakah orang lain akan memuji, mencela, mengkritik atau bahkan memaki beliau.

Ketika Khalifah al-Muqtafi mengangkat Yahya bin Sa’id sebagai Qadhi (kepala pengadilan), Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengkritiknya di hadapan khalayak: “Kau telah mengangkat orang yang sangat dzalim sebagai hakim atas kaum mukmin. Mari kita saksikan apa pembelaanmu ketika kau dihadapkan kepada Hakim Agung, Tuhan Semesta Alam.”

Mendengar kritikan pedas itu khalifah gemetar dan menangis . Ia segera memecat qadhi itu.

Saat itu, penduduk Baghdad mengalami kemerosotan moral dan perilaku. Berkat kehadiran Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, banyak penduduk yang benar-benar bertaubat, menjaga perilaku dan menjalankan syariat Islam dengan baik.

Orang-orang pun semakin mencintai dan menghormati Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Pengaruh beliau semakin meluas. Orang shaleh mencintai beliau dan para pelaku maksiat takut kepada beliau. Banyak orang, termasuk raja, menteri dan kaum bijak bestari, datang meminta nasehat beliau. Banyak kaum Yahudi dan Kristen yang masuk Islam karena beliau.

Pendeta yang Meragukan Mi’raj Rasulullah Saw. Dengan Ruh dan Jasadnya

Ada seorang pendeta yang sangat bijak dan berpengaruh di Baghdad yang memilki banyak pengikut. ia memiliki pengetahuan yang luas tidak hanya mengetahui tradisi Yahudi dan Kristen, tetapi juga mengenai Islam. Ia pun mengetahui kitab suci al-Quran dan sangat menghargai Nabi Muhammad Saw. Khalifah sangat menghormatinya dan berharap ia dan pengikutnya masuk Islam. sebenarnya, pendeta itu ingin masuk Islam. Hanya saja, ia masih meragukan bahwa Mi’raj Nabi Muhammad Saw. terjadi berikut raganya.

Mi’raj itu terjadi ketika Nabi Saw. diperjalankan dari Makkah ke Yerusalem dengan jasad dan ruh beliau. Kemudian naik ke tujuh lapis langit serta menyaksikan banyak hal. Beliau Saw. melihat surga dan neraka, lalu bertemu dengan Allah Swt. yang menyampaikan sembilan ribu kata. Saat pulang dari perjalanan itu, kasur Nabi Saw. belum mendingin dan daun yang tersentuh dalam perjalanan belum berhenti bergoyang.

Akal sang pendeta tidak menerima peristiwa Mi’raj itu dan segala yang disampaikan Nabi Saw. sepulang dari perjalanan itu. Bahkan, sesungguhnya banyak kaum Muslimin ketika itu yang tidak mempercayai penjelasan Nabi Saw., dan menjadi murtad. Peristiwa itu benar-benar menjadi ujian yang sangat berat bagi keimanan kaum Muslimin. Karena akal tidak dapat menerima fenomena serupa itu.

Khalifah mengundang para bijak bestari dan para syaikh untuk menyakinkan si pendeta. Namun tak ada satupun yang mampu. Kemudian pada suatu sore, ia memohon kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani untuk menyakinkan si pendeta mengenai kebenaran Mi’raj Nabi Saw.

Ketika Syaikh Abdul Qadir al-Jailani datang ke istana, si pendeta dan khalifah tengah bermain catur. Saat pendeta mengangkat sebuah bidak catur, tiba-tiba matanya beradu pandang dengan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Si pendeta memejamkan matanya. Ketika membuka mata, tiba-tiba ia berada di sebuah sungai dan dihanyutkan oleh alirannya yang deras. Ia berteriak minta tolong.

Seorang penggembala pemuda lompat ke sungai menyelamatkannya. Ketika pemuda itu memeluknya, ia sadar bahwa ia tidak berpakaian dan dirinya telah berubah menjadi seorang gadis. Si penggembala menariknya keluar dan serta-merta menanyakan keluarga dan rumahnya.

Ketika gadis itu (pendeta) menyebutkan Baghdad, si penggembala itu mengatakan bahwa butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke sana. Si penggembala menghormati, menjaga dan melindunginya. Namun karena tak ada tempat yang ditujunya, si penggembala menikahinya. Dari pernikahan itu mereka memiliki tiga orang anak.

Suatu hari, saat si istri mencuci pakaian di sungai yang menghanyutkannya beberapa tahun silam, ia tergelincir dan jatuh ke air. Ketika sadar dan membuka mata, ia dapati dirinya duduk di hadapan khalifah, memegang bidak catur dan masih bertatap pandang dengan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Lalu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berujar kepadanya: “Hai pendeta yang malang, apakah saat ini kau masih enggan mengakui?”

Si pendeta yang masih ragu dan menganggap apa yang dialaminya itu hanyalah mimpi, menjawab: “Apa yang kau maksudkan?”

“Apakah engkau ingin berjumpa dengan anak dan suamimu?” Tanya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani seraya membuka pintu.

Di depan pintu istana itu telah berdiri si penggembala dengan tiga orang anaknya. Mengalami runtutan kejadian itu, si pendeta langsung menyatakan keimanan dan mengakui kebenaran Mi’raj Nabi Saw. Ia dan jamaahnya yang berjumlah sekitar lima ribu orang masuk Islam melalui Syaikh Abdul Qadir al-Jailani.

Allah Mencatat Tidak Akan Murka kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Meskipun dikenal orang yang lembut, santun dan penyanyang, dan selalu menepati janji jika berurusan dengan keadilan, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bersikap tegas. Beliau tak pernah marah jika orang lain memperlakukan beliau dengan buruk. Namun, jika mereka mengusik agama dan keimanan, beliau akan sangat marah dan segera menimpakan hukuman yang berat.

Seorang syaikh kala itu, Abu Najib as-Suhrawardi, menceritakan:

“Pada tahun 523 H, dalam sebuah majelis yang dihadiri oleh Syaikh Hammad, guru Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengucapkan suatu pernyataan besar. Saat itu juga Syaikh Hammad menegur beliau: “Hai Abdul Qadir, kau berbicara terlalu lancing. Aku takut murka Allah akan menimpamu.”

Lalu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menempelkan telapak tangan beliau ke dada Syaikh Hammad: “Lihatlah telapak tanganku dengan mata hatimu. Dan katakan tulisan yang terbaca di sana.”

Ketika Syaikh Hammad tak dapat menjawab, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengangkat tangannya lalu menunjukkan kepada Syaikh Hammad. Di sana nampak tulisan yang sangat jelas: “Ia (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani) telah menerima tujuh puluh janji dari Allah bahwa ia tidak akan dimurkai.”

Manyaksikan itu, Syaikh Hammad berkata: “Takkan ada sedikitpun keburukan atas orang yang dikaruniai janji itu dari Allah. Tak seorang pun kesal kepadanya. Allah merahmati siapa saja yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya.”

Para Pengikut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Semua Mati dalam Keadaan Bertaubat

Dalam riwayat lain, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan: “Tidak ada seorang pun pengikutku yang mati sebelum bertaubat. Mereka mati sebagai hamba yang beriman kepada Allah. Setiap satu orang pengikutku yang shaleh akan menyelamatkan tujuh orang saudaranya yang berdosa di api neraka. Seandainya ada aib salah seorang pengikutku, yang berada di bagian paling barat dunia, yang akan disingkapkan secara semena-mena, maka kami, meski berada di bagian paling timur dunia, akan menutupinya sebelum diketahui siapapun.”

“Aku dikarunia kitab. Tidak semua orang dapat melihatnya. Dalam kitab itu tercantum nama para pengikutku hingga hari kiamat. Dengan rahmat Allah akan kami selamatkan mereka. Beruntunglah orang yang pernah bertemu denganku. Aku prihatin kepada orang-orang yang tidak akan bertemu denganku.”

Semua orang yang dekat dengan beliau selalu merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Seseorang pernah bertanya kepada beliau: “Kami tahu keadaan para pengikutmu yang shaleh dan apa yang telah disediakan bagi mereka di hari kiamat. Namun, bagaimana dengan pengikutmu yang berbuat maksiat?”

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menjawab: “Para pengikutku yang shaleh setia kepadaku. Dan aku setia untuk menyelamatkan mereka yang berbuat maksiat.”

Seorang wanita muda pengikut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tinggal di Ceylon, suatu hari ketika melintas di tempat yang sepi, seorang laki-laki mencegat dan bermaksud memperkosanya. Dalam keadaan tak berdaya, wanita muda berteriak: “Wahai Syaikh Abdul Qadir al-Jailani guruku tolonglah aku!”

Ketika itu di Baghdad, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani sedang berwudhu. Orang-orang melihat beliau menghentikan wudhunya dan dengan marah beliaupun mencopot sandalnya lalu melemparkannya ke udara. Mereka tak melihat jatuhnya sandal itu. Ternyata sandal itu mengenai kepala si lelaki yang tengah menganiaya gadis itu dan menewaskannya. Konon, sandal itu kini masih ada di sana dan dijaga sebagai benda suci.

Sahl bin Abdullah at-Tustari meriwayatkan bahwa, pada suatu hari para pengikut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani di Baghdad mencari-cari guru mereka. Ke mana-mana mereka mencari namun tak juga diketemukan. Ketika seseorang mengatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berjalan ke arah sungai Tigris, mereka bergegas ke sana. Setibanya di sana, mereka melihat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berjalan di permukaan sungai. Mereka melihat semua ikan muncul di permukaan dan menyalami Syaikh Abdul Qadir al-Jailani.

Peristiwa ini terjadi pada waktu Dzuhur. Mereka melihat permadani luas terhampar di atas kepala mereka, dan menutupi angkasa. Pada permadani itu tertulis ayat dengan tinta emas dan perak: “Ingatlah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Yunus ayat 62). “Para malaikat berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu) rahmat Allah dan keberkahanNya, dicurahkan atasmu hai Ahlul Bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (QS. Hud ayat 37).

Bersambung…

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 08 Oktober 2013

Keterangan foto: Prof. KH. Syukron Ma’mun bersama Prof. Dr. Syaikh Afifuddin al-Jailani (cucu ke-16 Syaikh Abdul Qadir al-Jailani).

Friday, 27 September 2013

Implementasi Sistem Terdistribusi (Tugas Kuliah)


Sistem jaringan berbasis banyak digunakan di banyak area aplikasi seperti sistem cerdas dan sistem terdistribusi. Untuk merancang sistem terdistribusi, pengolahan informasi terdistribusi dan terminal cerdas diperlukan. Tulisan ini berkaitan dengan pertimbangan desain dan implementasi dari sistem didistribusikan menggunakan arsitektur jaringan. Node jaringan, disebut node cerdas, dirancang untuk mendukung CAN (controller area network) protokol dan metode penjadwalan pesan baru diusulkan untuk mentransfer data antara node ini. Setup eksperimental dibangun untuk melakukan kontrol kecepatan empat subsistem DC-motor. Hasil eksperimen memverifikasi bahwa sistem terdistribusi yang diusulkan memberikan kinerja kontrol diterima.

Sebuah sistem terdistribusi adalah kumpulan komputer independen yang muncul untuk para penggunanya sebagai sistem yang koheren tunggal.Hal ini tentu merupakan bentuk ideal dari sistem terdistribusi, di mana “implementasi detail” membangun sistem yang kuat dari banyak sederhana sistem sepenuhnya disembunyikan dari pengguna.

Apakah ada sistem seperti itu? Sayangnya, ketika kita melihat realitas jaringan komputerisasi

kita menemukan bahwa banyaknya komponen sistem biasanya bersinar melalui abstraksi yang disediakan oleh sistem operasi dan perangkat lunak lainnya. Dengan kata lain, ketika kita bekerja dengan kolektif-tion komputer independen, kita hampir selalu dibuat sangat menyadari hal ini. Sebagai contoh, beberapa aplikasi mengharuskan kami untuk mengidentifikasi dan membedakan masing-masing komputer dengan nama sementara ,di lain komputer kita hang karena kesalahan yang terjadi pada mesin yang kita miliki tidak pernah dengar sebelumnya.Untuk tujuan dari program ini, kami mengusulkan untuk menggunakan definisi yang lebih lemah berikut dari sistem terdistribusi.

Sebuah sistem terdistribusi dengan definisi Tannenbaum pasti juga menjadi salah satu oleh definisi kita, namun, definisi kita lebih sesuai dengan keadaan saat ini seni seperti yang dirasakan oleh pengguna saat ini sistem terdistribusi dan tidak mengherankan-itu mencirikan jenis sistem.

Contoh sistem terdistribusi

Mungkin yang paling sederhana dan paling terkenal contoh dari sistem terdistribusi adalah kumpulan server Web-atau lebih tepatnya, server menerapkan protokol HTTP-yang bersama-sama menyediakan database terdistribusi hypertext dan dokumen multimedia yang kita kenal sebagai World Wide Web. Contoh lain termasuk komputer dari jaringan lokal yang memberikan pandangan yang seragam dari sistem file terdistribusi dan kumpulan komputer di Internet yang menerapkan Name Service Domain (DNS).

Sebuah versi lebih canggih dari sistem terdistribusi adalah XT3 (dan XT4) seri komputer paralel oleh Cray. Ini adalah mesin performa tinggi yang terdiri dari kumpulan node komputasi yang dihubungkan oleh jaringan berkecepatan tinggi-latency rendah. Sistem operasi, UNICOS / lc, menyajikan pengguna dengan lingkungan Linix standar setelah login, tapi transparan jadwal masuk sesi selama beberapa node login yang tersedia. Namun, pelaksanaan pekerjaan komputasi paralel pada XT3 dan XT4 biasanya membutuhkan programmer untuk secara eksplisit mengatur koleksi dari menghitung node dalam kode aplikasi menggunakan versi XT3-spesifik paralel umum Terlepas dari kenyataan bahwa sistem dalam contoh ini semua sama (karena mereka memenuhi definisi sistem terdistribusi), ada juga banyak perbedaan di antara mereka. The World Wide Web dan DNS, misalnya, keduanya beroperasi pada skala global. Sistem file terdistribusi,di sisi lain, beroperasi pada skala LAN, sedangkan superkomputer beroperasi pada skala yang lebih kecil memanfaatkan jaringan berkecepatan tinggi yang dirancang khusus untuk menghubungkan semua node nya.



Mengapa kita menggunakan sistem terdistribusi?

Alternatif untuk menggunakan sistem terdistribusi adalah memiliki sistem terpusat besar, seperti mainframe. Untuk banyak aplikasi ada sejumlah alasan ekonomi dan teknis yang membuat sistem terdistribusi jauh lebih menarik daripada rekan-rekan mereka terpusat. Biaya. Lebih baik harga / kinerja selama hardware komoditas yang digunakan untuk komponen computers. Kinerja. Dengan menggunakan gabungan pengolahan dan kapasitas penyimpanan banyak node, tingkat kinerja dapat dicapai yang berada di luar jangkauan mesin terpusat.

Distribusi yang melekat. Beberapa aplikasi, seperti email dan web (di mana pengguna yang tersebar di seluruh dunia), didistribusikan secara alami. Ini termasuk kasus di mana pengguna secara geografis serta ketika sumber daya tunggal (misalnya, printer, data) harus dibagi. Keandalan. Dengan memiliki komponen berlebihan dampak hardware dan kesalahan perangkat lunak pada pengguna dapat dikurangi. Namun, keunggulan ini sering diimbangi oleh masalah berikut yang dihadapi selama penggunaan dan pengembangan sistem terdistribusi.

Komponen baru jaringan. Jaringan diperlukan untuk menghubungkan node yang independen dan sub ject keterbatasan kinerja. Selain keterbatasan ini, jaringan juga merupakan poin baru yang potensial kegagalan. Keamanan. Karena sistem terdistribusi terdiri dari beberapa komponen ada lebih elemen yang dapat dikompromikan dan harus, karena itu, harus diamankan. Hal ini membuat lebih mudah untuk kompromi sistem terdistribusi.

Kompleksitas perangkat lunak. Perangkat lunak yang didistribusikan lebih kompleks dan sulit untuk mengembangkan dari perangkat lunak konvensional, oleh karena itu lebih mahal untuk mengembangkan dan ada kemungkinan besar kesalahan memperkenalkan.

Hardware dan Software Arsitektur

Karakteristik kunci dari definisi kita tentang sistem terdistribusi adalah bahwa hal itu mencakup aspek hardware (komputer independen) dan aspek perangkat lunak (melakukan tugas dan memberikan layanan). Dari sudut pandang hardware sistem terdistribusi umumnya diterapkan pada multicomputers. Dari sudut pandang perangkat lunak mereka umumnya diimplementasikan sebagai sistem operasi terdistribusi atau middleware.



Multicomputers

Multicomputer terdiri dari node komputasi terpisah yang terhubung satu sama lain melalui jaringan(Gambar 1). Multicomputers umumnya berbeda satu sama lain dalam tiga cara:





                                                       Gambar 1: A.Multicomputers

Sumber daya Node. Ini termasuk prosesor, jumlah memori, jumlah penyimpanan sekunder, dll tersedia pada setiap node.
Koneksi jaringan. Koneksi jaringan antara berbagai node dapat memiliki dampak besar pada fungsi dan aplikasi bahwa sistem tersebut dapat digunakan untuk. A multi-komputer dengan jaringan bandwidth yang sangat tinggi lebih cocok untuk aplikasi yang aktif data saham atas node dan memodifikasi sejumlah besar data bersama. Sebuah jaringan bandwidth yang lebih rendah, bagaimanapun, adalah cukup untuk aplikasi di mana ada pembagian kurang intens data.
Homogenitas. Sebuah multicomputer homogen adalah salah satu di mana semua node yang sama, bahwa adalah mereka didasarkan pada arsitektur fisik yang sama (misalnya prosesor, bus sistem, memori, dll). Sebuah multicomputer heterogen adalah salah satu tempat node tidak diharapkan sama.
Salah satu ciri umum dari semua jenis multicomputers adalah bahwa sumber daya pada setiap node tertentu tidak dapat diakses secara langsung oleh node lain. Semua akses ke sumber daya remote akhirnya mengambil bentuk permintaan yang dikirim melalui jaringan ke node di mana sumber daya yang berada.



Sistem Operasi Terdistribusi





                                                     Gambar 2. Sistem Operasi Terdistribusi

Sebuah sistem operasi terdistribusi (DOS) adalah sebuah sistem operasi yang dibangun, dari bawah ke atas, untuk menyediakan layanan terdistribusi. Dengan demikian, DOS mengintegrasikan layanan terdistribusi kunci ke arsitektur (Gambar 2). Layanan ini dapat mencakup didistribusikan memori bersama, tugas tugas untuk prosesor, masking kegagalan, penyimpanan didistribusikan, interprocess komunikasi, transparan.

berbagi sumber daya, manajemen sumber daya didistribusikan, dll Sebuah properti kunci dari sistem operasi terdistribusi adalah bahwa ia berusaha untuk tingkat yang sangat tinggi transparansi, idealnya menyediakan gambar sistem tunggal. Artinya, dengan ideal pengguna DOS tidak akan menyadari bahwa mereka, pada kenyataannya, bekerja pada sistem terdistribusi.

Sistem operasi terdistribusi pada umumnya menganggap multicomputer homogen. Mereka juga umumnya lebih cocok untuk lingkungan LAN daripada lingkungan wide-area network.Pada hari-hari awal penelitian sistem terdistribusi, didistribusikan sistem operasi mana topik utama yang menarik. Sebagian besar penelitian terfokus pada cara mengintegrasikan layanan terdistribusi ke dalam sistem operasi, atau pada cara mendistribusikan layanan sistem operasi tradisional. Saat ini, bagaimanapun, penekanan telah bergeser lebih ke arah sistem middleware. Alasan utama untuk ini adalah bahwa middleware lebih fleksibel (yaitu, tidak mengharuskan pengguna menginstal dan menjalankan sistem operasi tertentu), dan lebih cocok untuk multicomputers heterogen dan wide-area.



Middleware

Sedangkan DOS mencoba untuk menciptakan sebuah sistem khusus untuk aplikasi terdistribusi, tujuan middleware adalah untuk menciptakan sistem antarmuka independen untuk aplikasi terdistribusi.




                                                    Gambar 3: Sebuah sistem middleware.

Seperti ditunjukkan dalam Gambar 3 middleware terdiri dari lapisan layanan ditambahkan antara orang-orang dari jaringan biasa OS 1 dan aplikasi yang sebenarnya. Layanan ini memfasilitasi pelaksanaan aplikasi terdistribusi dan berusaha untuk menyembunyikan heterogenitas (baik hardware dan software) dari arsitektur sistem yang mendasariny.

Prinsip Tujuan middleware, yaitu menaikkan tingkat abstraksi untuk didistribusikan pemrograman, dicapai dalam tiga cara: (1) mekanisme komunikasi yang lebih nyaman dan kurang rawan kesalahan daripada lewat pesan dasar, (2) dari OS, jaringan protokol, bahasa pemrograman, dll dan (3) standar layanan (seperti layanan penamaan, layanan transaksi, layanan keamanan, dll).

Untuk membuat integrasi berbagai layanan lebih mudah, dan untuk meningkatkan transparansi , middleware biasanya didasarkan pada paradigma tertentu, atau model, untuk menggambarkan distribusi dan komunikasi. Karena paradigma adalah pendekatan yang menyeluruh untuk bagaimana didistribusikan

Sistem harus dikembangkan, ini sering memanifestasikan dirinya dalam model pemrograman tertentu seperti’Semuanya adalah file’, panggilan prosedur remote, dan objek terdistribusi. Memberikan paradigma tersebut secara otomatis menyediakan abstraksi untuk programmer untuk mengikuti, dan memberikan arahan untuk bagaimana untuk merancang dan mengatur aplikasi terdistribusi.



Sistem terdistribusi dan komputasi paralel

Sistem komputasi paralel bertujuan untuk meningkatkan kinerja dengan menggunakan beberapa prosesor untuk menjalankan sebuah aplikasi. Mereka datang dalam dua rasa: sistem shared-memori dan sistem memori terdistribusi. Mantan penggunaan beberapa prosesor yang berbagi bus tunggal dan memori sub-sistem. Yang terakhir adalah sistem terdistribusi dalam arti sistem yang kita bicarakan di sini dan menggunakan node komputasi independen terhubung melalui jaringan (misalnya, multicomputer a). Meskipun janji peningkatan kinerja, pemrograman paralel tetap sulit dan jika perawatan tidak diambil kinerja mungkin berakhir menurun daripada meningkatkan.

Sistem terdistribusi dalam konteks             

 Studi tentang sistem terdistribusi berkaitan erat dengan dua bidang lainnya, Jaringan dan Sistem Operasi. Hubungan ke jaringan harus cukup jelas, sistem terdistribusi mengandalkan jaringan untuk menghubungkan komputer individu bersama-sama. Ada garis tipis dan kabur antara ketika seseorang berbicara tentang pengembangan jaringan dan mengembangkan sistem terdistribusi. Seperti yang akan kita bahas nanti pembangunan (dan studi) sistem terdistribusi kekhawatiran itu sendiri dengan isu-isu yang timbul ketika sistem yang dibangun dari komponen jaringan yang saling berhubungan, bukan rincian komunikasi dan jaringan protokol.

Hubungan dengan sistem operasi mungkin kurang jelas. Untuk membuat generalisasi yang luas sistem operasi bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya dari sebuah sistem komputer, dan menyediakan akses ke sumber daya tersebut secara independen aplikasi (dan berurusan dengan isu-isu seperti sinkronisasi, keamanan, dll yang muncul). Studi tentang sistem terdistribusi dapat dilihat sebagai mencoba untuk menyediakan jenis yang sama akses umum terhadap sumber daya didistribusikan (dan juga berurusan dengan isu-isu yang muncul).